Hubungan Kerja IQ, EQ, dan SQ
Hubungan
Kerja IQ, EQ dan SQ.
Dulu orang beranggapan bahwa orang memiliki IQ di atas rata-rata bisa
dipandang sebagai indikator utama kesuksesan seseorang. Namun kenyataan
sekarang, IQ tinggi tidak bisa dijadikan sebagai jaminan seratus persen dalam
menentukan kesuksesan seseorang. Orang yang memiliki IQ biasa saja seringkali
mampu mencapai kesuksesan yang luar biasa.[1]
Hal ini biasanya bagi seseorang yang memiliki IQ yang biasa, tergolong lebih
luwes dalam bergaul, penolong sesama, setia kawan, bertanggung jawab dan ramah
tamah. Sebaliknya yang ber-IQ tinggi cenderung kurang pandai bergaul, tidak
berperasaan dan egois. Inilah kecerdasan emosional atau EQ. Dengan kata lain,
EQ adalah serangkaian kecakapan untuk melapangkan jalan di dunia yang penuh
liku-liku permasalahan sosial. Berdasarkan hasil penelitian, IQ hanya berperan
dalam kehidupan manusia dengan besaran maksimum 20 persen, bahkan nenurut
Stevan J. Stein, Ph.D, dan Howard E. Book, M.D. yang dikutip oleh Ary Ginanjar
Agustian berpendapat IQ berperan hanya 6 persen saja.[2]
Oleh karenanya, kita perlu mensinergikan potensi kecerdasan itu ke dalam
satu formula yang oleh Ary Ginajar Agustian dinamakan dengan “ESQ Model”, yaitu
formula yang menyatukan unsur IQ, EQ dan SQ dalam satu kesatuan sistem yang
terintegrasi. Formula ini mengikuti pola manusia tawaf mengelilingi ka’bah di
Mekah. Salah satu ciri dari formula ini adalah pusat orbitnya memiliki daya
tarik yang besar dan mampu mengerakkan benda di sekitarnya untuk berputar serta
berevolosi secara simbang. Apabila gerakan benda-benda itu di luar pusat orbit
atau pada posisi keluar dari garis edar, maka niscaya keseimbangan akan
terganggu.
Lebih lanjut menurut Ary Ginajar Agustian, begitu pula dalam ESQ Model,
pusat orbit harus memiliki daya tarik sendiri. Pusat orbit itu adalah SQ yang
diletakkan sebagai pusat gerakan dimensi spiritual. Sedangkan EQ yang
melingkari SQ, menunjukkan bahwa EQ digunakan dengan tetap menjunjung tinggi
nilai-nilai spiritual. Pada lingkaran EQ ini terletak dimensi emosional.
Selanjutnya pada deminsi fisik, yaitu lingkaran terluar terdapat IQ yang
bergerak mengelilingi pusat orbit yaitu SQ, hal ini melukiskan bahwa setiap
langkah fisik seperti aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, beribadah dan
berpolitik dan sebagainya harus tetap mengorbit kepada nilai-nilai spiritual.
Lintasan EQ dan IQ yang mengorbit pada SQ memiliki sebuah kekuatan
tersendiri yang tidak bisa diubah-ubah, seperti halnya garis edar planet-planet
yang mengelilingi pusat galaksi. Demikian pula apabila pusat orbit itu kita
ganti, maka hancur pulalah tatanan jiwa dan tatanan sosial kita. Sudah banyak
contoh yang menunjukkan manakala manusia mengganti pusat edarnya dengan
kepentingan materi, golongan, jabatan atau diri sendiri, maka hancurlah diri
kita atau bangsa kita seperti yang kita alami dan rasakan sekarang ini.[3]
Dengan demikian jelaslah bahwa antara IQ, EQ dan SQ mempunyai hubungan
kerja yang sangat erat satu dengan yang lain, saling bekerja sama dan saling
mendukung. Meskipun masing-masing mempunyai wilayah dan kekuatan tersendiri dan
bisa berfungsi secara terpisah.
Komentar
Posting Komentar